Abses Part 2
Lanjutan dari proses pengobatan leher saya. Setelah menunggu beberapa minggu menunggu untuk foto bagian leher, namun tidak ada panggilan maka dokter yang mengobati saya merujuk saya ke RSUZA (Rumah Sakit Umum Zainal Abidin) untuk pengobatan lebih lanjut.
Ini pengobatan pertama saya ke RSUZA, dikarenakan info yang berkembang antrian untuk pendaftaran bakalan panjang, maka saya pun berangkat ke RSUZA pukul setengah 8 pagi dengan istri dan saya pun mendapatkan antrian dengan angka 162, ternyata ada yang lebih pagi berangkat untuk mengambil no antrian (luar biasa).
Berikut urutan jika ingin berobat ke Poli di RSUZA :
1. Bawa surat rujukan dari puskesmas atau rumah sakit sebelumnya
2. Fotocopy kartu BPJS dan surat rujukan
3. Ambil no urutan sesuai dengan kategori (pasien baru atau lama)
4. Lanjut menuju bagian poli yang akan dituju
5. Kemudian mendaftar lagi di poli untuk pemeriksaan
6. Selanjutnya selamat menunggu antrian dokter.
Pemeriksaan pertama saya ke poli onkologi, dilakukan pemeriksaan fisik pada bagian leher yang hasilnya saya harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam, dengan tujuan poli patologi dan radiologi.
5. Kemudian mendaftar lagi di poli untuk pemeriksaan
6. Selanjutnya selamat menunggu antrian dokter.
Pemeriksaan pertama saya ke poli onkologi, dilakukan pemeriksaan fisik pada bagian leher yang hasilnya saya harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam, dengan tujuan poli patologi dan radiologi.
Pada saat pemeriksaan di bagian poli patologi, dilakukan pengambilan sampel cairan dari benjolan di leher saya dengan mengunakan alat seperti suntik namun sedikit lebih besar. Hasil dari pemeriksaan patologi menunjukkan : ini merupakan kista curiga jinak.
Pemeriksaan pun berlanjut ke bagian poli radiologi. Pada bagian radiologi saya diperiksa mengunakan USG atau Ultrasonografi, merupakan teknik menampilkan gambaran atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh, dengan memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Hasil dari pemeriksaan menunjukkan bahwa yang terjadi adalah kista duktus tigrolossus, merupakan kista kongenital paling sering terdapat di leher. Untuk tentang duktus tiroglossus ini akan saya tulis pada tulisan selanjutnya.
Pemeriksaan pun berlanjut ke bagian poli radiologi. Pada bagian radiologi saya diperiksa mengunakan USG atau Ultrasonografi, merupakan teknik menampilkan gambaran atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh, dengan memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Hasil dari pemeriksaan menunjukkan bahwa yang terjadi adalah kista duktus tigrolossus, merupakan kista kongenital paling sering terdapat di leher. Untuk tentang duktus tiroglossus ini akan saya tulis pada tulisan selanjutnya.
Comments
Post a Comment